Mahasiswa Sebagai Agent of Change Masyarakat
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
Universitas Al-Zaytun, Indonsia
„The best human material fungsinya dalam masyarakat adalah kelompok menengah yang akan menajdi perantara ke lapisan atas dan lapisan bawah. Inilah kelompok yang patut untuk menjadi agent of change. Dan perubahan itu akan terus berjalan dan tidak akan ada yang berubah kecuali perubahan itu sendiri. Maka, inilah agen-agen yang akan menghantarkan titah ke bawah dan akan menyodok ke atas, sehingga antara atas, tengah dan bawah mejadi satu susunan yang terpadu,“ Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang.
Setahun sudah perjalanan pendidikan Universitas Al-Zaytun (UAZ) Indonesia berlangsung. Berdasarkan surat edaran rektor UAZ No.001.UAZ V /II/1426/12/2005, sudah saatnya dibentuk Dewan Mahasiswa (DM) UAZ, sebagai lembaga eksekutif organisasi kemahasiswaan di lingkungan UAZ. Dalam pelaksanaan kerja DM perlu adanya lembaga penyeimbang dan kontrol yang terdiri dari perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada, sekaligus sebagai manifestasi lembaga legislatifnya, maka dibentulah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UAZ, yang bertanggung jawab langsung kepada rektor.
Setelah melalui proses pemilihan yang cukup lama, terpilihlah Akmaludin dari Fakultas Kedokteran sebagai Presiden Dewan Mahasiswa dan M.Iqbal Aulia sebagai Wakil Presiden Dewan Mahasiswa Universitas Al-Zaytun. Mereka berdua inilah yang mengkoordinir seluruh kegiatan kemahasiswaan baik intern maupun ekstern, misalnya magang guru sandaran, magang pertanian, yang juga bertanggung jawab kepada rektor.
Untuk memudahkan sistem kerjanya presiden dan wakil presiden dibantu oleh para menteri yang terdiri dari 10 kementerian antara lain menteri keuangan, menteri penegak disiplin, menteri kesehatan dan pelestarian lingkungan. Juga dibantu oleh sekertaris kabinet. Para menteri dan sekretariat kabinet ini dipilih oleh presiden dan wakil presiden yang dilantik pada awal juni lalu bersama MPM.
Untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan ini, tata tertibnya dibuat oleh MPM. Jadi, DM mahasiswa yang dikoordinir oleh presiden dan wakil presiden yang dibantu oleh kabinet, teknis kerjanya mengacu apa yang telah dibuat dan disahkan oleh MPM. „Tapi, sebelum melaksanakan kegiatan kita koordinasi dulu kepada rektor,“ ujar Akmal. Tujuannya agar tidak terjadi miss-communication antara kegiatan yayasan dengan kegiatan civitas yang lain. „Biar seirama dengan program yayasan,“ tambahnya.
Ada lima rencana strategis yang sedang dan akan dilaksanakan oleh DM yaitu bidang pertanian, perekonomian, kesehatan, kemahasiswaan, dan peningkatan kualitas akademik. Dipilihnya lima program utama ini karena sudah selaras dengan program yang dilakukan yayasan. Hanya saja, tak serta merta program itu dibuat, sebelumnya telah didiskusikan dulu dengan rektor. Dan sesuai dengan arahan rektor bahwa untuk menentapkan program mestilah riil, bermanfaat bagi kemanusiaan serta melatih kemandirian mahasiswanya.
Manfaat adanya DM mahasiswa ini sekarang sudah mulai dirasakan oleh seluruh mahasiswa, kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang sebelumnya belum terkoordinir rapi, kini lebih terkoordinir. Dan satu hal lagi, program-program yang dicanangkan oleh mahasiswa lebih mudah terealisasi karena jalur birokrasinya untuk berkonsultasi kepada rektor sudah ada yang memfasilitasi melalui DM.
Dengan beragam manfaat kegiatan yang dilaksanakan itu, paling tidak visi DM untuk melaksanakan aktivitas mahasiswa yang mandiri dalam rangka mewujudkan tatanan hidup bersama berdasarkan nilai-nilai Ilahi, mewujudkan kegiatan Mahasiswa yang positif, baik yang bersifat komersial oriented maupun penelitian Ilmiah sesuai dengan Tri Darma Mahasiswa dan Perguruan Tinggi berdasarkan intelektual secara bertahap sudah mulai bisa terealisasi.
Dengan cara seperti itu mahasiswa khususnya dapat menjadi pelopor perwujudan hidup bersama pada sebuah pusat pendidikan dalam zona damai dan keharmonisan. Membangun negara tanpa ada diskriminasi dari pihak manapun, tapi dengan paduan nilai kemanusiaan, budaya tradisional diimbangi dengan kehidupan bermodern. Membangun dunia dengan segala konsistensi hidup, merajut persaudaraan antar umat manusia, membangun budaya pribadi yang mandiri shingga bangsa ini mampu berjalan sejajar, bahkan lebih dengan kemandirian tanpa meminta kepada siapapun seperti yang disampaikan oleh Akmaluddin dalam pidato pelantikan DM akan tercapai.
Tausiyah Rektor UAZ AS Panji Gumilang
Bagaimana kiranya agent of change ini harus bersikap? Haruskah anda sebagai mahasiswa hanya akan tampil sebagai orang yang fasih dalam lisan? Jika itu juga belum sampai kepada sasaran agent of change. Agent of change satu ketika menjadi pelopor sebagai penyampai, menjadi pelopor untuk pertahanan supaya tidak diserang oleh unsur-unsur yang negatif, satu saat agent of change akan menjadi contoh oleh lapisan terbawah yang akan dirombak oleh perubahan itu sendiri. Manusia tidak bisa menghindar dari perubahan, siapapun, apapun jabatannya. Karena perubahan itu sendiri adalah sunnah Illahiyah, dan sudah disampaikan setiap saat.
Oleh karena itu ada beberapa unsur yang harus dipegang oleh agent of change ini. Agent of change biasanya manusianya cerdas, manusianya mempunyai daya pikir yang cukup dapat dipertanggung-jawabkan. Agent of change dengan pemikirannya yang cerdas, yang tajam, yang menerawang pada batas-batas di depannya, sehingga menerobos. Tapi agent of change juga harus dilengkapi, dan biasanya dilengkapi oleh suatu kepribadian yang banya orang menamakannya budi pekerti, akhlak, sopan santun, kepribadian, dan lain-lain. Itulah yang akan menyetir kemana pikiran yang tajam ini akan diarahkan kepada yang positif atau negatif. Dan yang dimiliki oleh Umat manusiah tanpa terkecuali, moralitas yang baik itu yang akan membawa pada kecerdasan berfikir itu diletakkan kepada sesuatu yang positif. Agent of change bermakna harus punya fikir, dan punya akhlakul karimah atau dhomir atau hati nurani, lawan dari hati nurani adalah hati dzulmani. Kalau agent of change mempunyai hati dzulmani, maka dunia tidak akan bangkit, dan dia atau negara atau bangsa akan dilanda oleh akibat perubahan yang tak mengenal tingkatan sosial manusia itu.
Kemudian agent of change juga harus memiliki satu kefasihan. Kefasihan menyampaikan program, kefasihan mengungkapkan segala sesuatu yang terkandung dalam dhomir dan fikir, yang di sini biasanya, dan kebanyakan, dan boleh dikatakan, manusia terdidik, the best human material, mahasiswa memilki kemampuan itu karena dilatih, dan terlatih. Namun tiga unsur tadi, baik itu ketajaman pikir, kemantapan dhomir dan kefasihan tahfidh, menyampaikan berbagai macam tadi, agent of change harus mempunyai kemampuan berbuat yang tinggi. Tatkala itu dilapisan menengah terjadi, maka bangsa akan gampang ditarik oleh perubahan, dan menjadi perubahan yang positif yang terjadi dinegaranya itu.
Krisis yang melanda Indonesia sampai sekarang belum teratasi, itu karena belum menyatunya empat tadi menjadi satu. Daya dorong dan daya tahan, daya apung dan daya loncat tidak dimiliki oleh bangsa kita, karena empat perkara tadi belum menyatu dalam sikap bangsa. Dan tadi antara petani yang digambarkan oleh wakil rektor dengan bangsa sesungguhnya adalah sama, kurangnya lapisan menengah yang mempunyai empat kriteria yang terpadu dalam diri unsur personal masing-masing.
Sebab itu kita bersyukur, tadi organisasi mahasiswa, dalam hal ini kita namakan Dewan Mahasiswa mulai terbentu. Coba ini dijadikan sebagai latihan untuk menciptakan yang empat tadi. Dan bukan hanya itu saja, buatlah satu bentuk latihan ini untuk maju ke depan menciptakan satu kekuatan lobi yang tinggi. Kelompok yang jumlahya sedikit tetapi mempunyai kekuatan lobi yang tinggi, mampu mempengaruhi, dengan terpadunya empat perkara yang disebut tadi dalam dirinya, sehingga mampu masuk dalam berbagai posisi yang dia harus pengaruhi. Hari ini memerlukan unsur-unsur yang mampu melobi untuk mengadakan perubahan dan mengikuti perubahan zaman yang terus bergerak tanpa henti.
Untuk itu, agent of change harus mempersiapkan diri selengkap-lengkapnya. Tajamkan fikiranmu, tebalkan dhomirmu, asah lisanmu, dan tampakkan hasil kerjamu, itu yang diharapkan oleh UAZ sebagai sumbangsih sebuah lembaga untuk negaranya yang tercinta serta bertanggung jawab. Jadi kita cinta kepada Indonesia, namun kita harus cinta yang bertanggung jawab, jangan Indonesia dibawa mblusuk kita ikut mblusuk, ini cinta yang bertanggung jawab.[Sumber MAZ-45/2006]